KEPERAWATAN BENCANA (SUPPLEMENT)

BAB  1 Konsep dasar Bencana   Yuyud Wahyudi      Pendahuluan  Kompleksnya definisi dan konsep – konsep dasar tentang bencana wajib dikuasai oleh siapapun yang berkecimpung didalamnya, termasuk tenaga kesehatan secara umum dan khususnya perawat. Hal ini penting untuk digaris bawahi mengingat bencana dapat terjadi dimana saja, kapan saja tanpa, dan menimpa siapa saja pandang bulu. Pemahaman tentang istilah – istilah dasar terkait definisi, jenis bencana, serta dampak dari bencana itu sendiri wajib diketahui dan dipahami. Hal ini menjadi penting karena dengan memahami konsep – konsep dasar tersebut maka akan sangat membantu dalam menentukan langkah selanjutnya. Untuk menunjang tujuan tersebut diatas maka pada Bab 1 ini akan dibahas tentang konsep – konsep dasar umum dalam kebencanaan seperti definisi – definisi bencana, jenis – jenis bencana serta dampak bencana secara umum yang timbul akibat kejadian bencana. Pada akhir pembelajaran pada Bab 1, pembelajar diharapkan akan mampu menjelaska

STRATEGI PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN KESEHATAN


STRATEGI PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN KESEHATAN

YUYUD MNS 



>> MATERI VIDEO 

      https://www.youtube.com/watch?v=bqTq1dL3nD4


>>MATERI BACAAN


Penyusunan Proposal Penelitian 

YUYUD MNS


A. Perumusan Judul Penelitian 

    Setelah permasalahan penelitian telah diperoleh dan  kemudian dirumuskan, Kegiatan berikut adalah merumuskan judul penelitian.Judul penelitian berbeda dengan judul buku, ceritera  pendek, puisi, atau artikel-artikel populer lainnya. Judul harus  mampu menggambarkan secara cepat dan jelas tentang apa yang  diteliti. Syarat judul penelitian adalah : 

1. Menggambarkan Variabel Penelitian 

    Variabel penelitian adalah isu utama penelitian. Kalau isu utamanya adalah "motivasi kerja", maka kata "motivasi kerja" tersebut secara eksplisit harus ada dalam judulnya. Jika peneliti tidak sekedar ingin tahu tentang motivasi kerja saja, tetapi juga secara khusus ingin mengetahui bagaimana hubungannya dengan variabel lain, misalnya "kinerja", maka kata "kinerja" tersebut juga harus ada dalam judul penelitian. Walau judul penelitian harus menyebutkan variabelnya, tetapi yang disebutkan hanyalah variabel utama yang dijadikan isu penelitian. Misalnya variabel utamanya adalah "motivasi kerja", tetapi penelitian tersebut tidak sekedar mengetahui motivasi kerja saja. Peneliti juga menganalisis motivasi kerja dari perspektif jenis kelamin, usia, pendidikan, dan lain sebagainya. Kesemua perspektif tersebut merupakan variabelvariabel penelitian yang tidak harus disebutkan dalam judul. 

2. Unit Analisis Harus Dipaparkan Secara Jelas 

    Unit analisis dimaksud dalam uraian ini adalah organisasi, kelompok orang, kejadian, atau hal-hal lain yang dijadikan objek penelitian. Masih dengan isu "motivasi kerja", maka judul penelitian juga harus secara eksplisit mencantumkan "siapa" yang ditelitinya  secara lebih definitif. Kalau yang diteliti adalah pegawai, maka kata "pegawai" harus disebutkan di dalam judul penelitian. Kalau yang diteliti adalah konsumen, kata "konsumen" harus disebutkan. Pegawai, konsumen dalam contoh di atas adalah unit analisis. Jika seseorang ingin meneliti sistem penggajian suatu instansi, maka unit analisisnya adalah instansi atau organisasi. 

3. Memaparkan Lokasi Penelitian 

    Lokasi penelitian adalah tempat di mana unit analisis penelitian berada. Jika pegawai merupakan unit analisis, maka harus disebutkan secara definitif di organisasi mana pegawai tersebut bekerja. Apabila pelitian dilakukan di wilayah tertentu, secara jelas nama wilayah tersebut harus dicantumkan dalam judul penelitian. Jika unit analisisnya organisasi, maka disebutkan pula letak di mana organisasi tersebut berada. 

4. Diungkapkan Dengan Singkat dan Jelas 

    Walau judul harus disusun sesingkat mungkin tetapi tidak berarti lalu menjadi tidak jelas. Arti sesingkat mungkin adalah hindari kata-kata yang tidak seharusnya ada dalam judul, karena tanpa kata-kata tersebut juga, makna judul sudah dapat dimengerti. 


B. Latar Belakang 

    Bagian latar belakang menggambarkan secara utuh dan menyatu tentang: tema sentral masalah yang dikaji, mekanisme proses timbulnya masalah tersebut, motivasi yang mendasari dilakukan penelitian dan harapan yang diinginkan dari pelaksanaan penelitian. Tema sentral masalah yang menjadi kajian dalam penelitian bersifat kondisional atau situasional yang didalamnya terdapat tantangan, tuntutan dan kesempatan. Sehubungan dengan hal itu tidak jarang dalam pengukapan tema sentral masalah penelitian diungkapkan terlebih dahulu fenomena atau gejala yang dihadapi serta akibatnya. Kehangatan, aktualitas serta relevansi perlu menjadi bahan pertimbangan. 

    Mekanisme timbulnya masalah yang diungkapkan dalam latar belakang masalah juga memaparkan proses terjadinya masalah dari awal sampai dewasa ini yang belum tersentuh secara lengkap dan utuh dalam suatu bidang ilmu sehingga menjadi masalah dalam kehidupan masnusia. Agar peneliti dapat menyusun latar belakang penelitiannya dengan baik maka dia harus membekali diri dengan banyak informasi tentang isu penelitiannya baik yang berdimensi praktis dan teoritis. Seorang peneliti dengan isu "motivasi kerja", harus dapat menjelaskan mengapa dia meneliti isu tersebut, apa akibat positif yang bisa ditimbulkan dari penelitian dengan isu tersebut.  Dalam latar belakang peneliti bisa saja mencantumkan data atau pendapat-pendapat orang lain guna memperkuat alasan penelitiannya. 


C. Rumusan Masalah 

    Pokok permasalahan ditentukan dengan memilih pokok permasalahan yang diungkapkan pada awalnya sangat umum dan berlanjut kepada uraian yang lebih bersifat spesifik Fokus penelitian menggambarkan rincian pernyataan atau topik-topik pokok yang akan diungkapkan melalui penelitian. Apabila digunakan rumusan masalah, fokus penelitian berisi pernyataanpernyaaan yang akan dijawab dalam penelitian dan alasan diajukannnya pernyataan. Pernyataan-pernyataan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa yang akan diungkapkan di lapangan. 


D.Tujuan Penelitian 

    Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin di  capai dalam penelitian ini sesuai dengan fokus yang telah  dirumuskan.Tujuan penelitian dirumuskan secara utuh dan berorientasi kepada pertanyaan-pertanyaan dalam permasalahan (fokus penelitian). Dari tujuan penelitian tercermin langkah operasional penelitian yang akan dilakukan. Pencantuman tujuan penelitian dimaksudkan agar peneliti senantiasa bergerak sesuai dengan tujuan tersebut.

    Apabila tujuan penelitian adalah ingin mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, maka peneliti harus selalu berupaya ke arah situ. Apabila peneliti bertujuan ingin mengetahui sikap pegawai tentang sesuatu hal maka dia harus. mengarahkan semua upaya penelitiannya , yaitu memperoleh data tentang sikap pegawai. Tercapai tidaknya tujuan penelitian secara eksplisit harus tampak dalam hasil penelitian dan dalam kesimpulan penelitian. 


E. Kegunaan Penelitian 

    Kegunaan penelitian ditunjukan untuk pengembangan ilmu dan guna laksana dalam pembangunan. Melalui paparan ini dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang diteliti layak dilaksanakan dan fungsional secara ilmiah dan paktis. Misalnya kalau ternyataterbukti bahwa ada hubungan antara gaji pegawai dengan semangat kerja mereka, lalu apa manfaat dari temuan tersebut bagi lingkungan di mana penelitian dilangsungkan? 

F. Kerangka Pemikiran 

    Dalam kerangka pemikiran, peneliti harus menguraikan konsep atau variabel-variabel penelitiannya secara lebih rinci. Dia tidak hanya mendefinisikan variabel-variabel tadi, tetapi juga menjelaskan keterkaitan di antara variabel-variabel tadi. Menguraikan kerangka pikirannya , peneliti tidak sekedar memfokuskan pada variabel-variabel penelitiannya saja tetapi juga harus menghubungkan konsep penelitian dalam kerangka yang lebih luas lagi. 

    Misalnya jika peneliti ingin mengetahui apakah ada korelasi antara gugus kendali mutu dengan tingkat produktivitas, maka peneliti menguraikan apa itu gugus kendali mutu, apa itu produktivitas, bagaimana hubungan di antara kedua variabel itu, lalu bagaimana keterkaitannya dengan organisasi secara menyeluruh. Akhir kerangka pemikiran dapat disusun dalam bentuk model, yaitu abtraksi dari pemikiran-pemikiran yang melandasi penelitian. 

G. Menetapkan Hipotesis Penelitian 

    Penelitian bisa menggunakan hipotesis atau bisa juga tidak,  atau bahkan bisa pula memunculkan hipotesis. Yang dimaksud dengan hipotesis adalah tesis (kesimpulan) yang masih belum tentu benar (hypo). Karena belum tentu benar, maka perlu diuji. Pemunculan hipotesis didasarkan atas kerangka pemikiran. Peneliti dapat membuat hipotesis : "Makin tinggi tingkat pemahaman pegawai pada peraturan organisasi, makin sedikit tingkat pelanggaran yang dilakukannya". Hipotesis ini muncul berdasarkan kerangka pemikiran bahwa orang melanggar suatu peraturan karena dia tidak atau kurang mengerti tujuan atau kegunaan peraturan tersebut. Kerangka pemikiran ini didukung oleh teori-teori, atau penelitian-peneliti-an tertentu. 

    Peneliti tidak bisa sembarangan membuat hipotesis. Dia harus  benar-benar cermat membuat hipotesis agar hipotesisnya bisa diterima. Suatu hipotesis bisa saja ditolak, tetapi jika penolakannya disebabkan karena kerangka berpikir yang salah, bukan karena salah pengambilan data atau hal teknis lainnya, maka mutu logika peneliti  dipertanyakan.Suatu penelitian boleh mempunyai lebih dari satu hipotesis. Terlepas dari jumlah yang ada, semuanya harus diuji. 

H. KAJIAN PUSTAKA 

    Kajian kepustakaan berfungsi sebagai dukungan, evidensi ilmiah yang relevan dengan masalah yang ditelit.Kajian teori bermanfaat sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan lapangan. Di samping itu landasan teori bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Peran landasan teori dalam penelitian kualitatif jauh berbeda dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif berangkat dari teori ke data serta berakhir pada  penolakan atau penerimaan teori yang diajukan. Sedangkan  penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatklan teori sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan suatu teori. 

I. Metode Penelitian

1. Penentuan Metode Penelitian 

    Setelah peneliti sangat memahami apa yang akan ditelitinya,  maka hal yang paling penting dalam proses penelitian adalah menentukan bagaimana cara menelitinya. Di sini peneliti harus bisa menetapkan metoda penelitian apa yang tepat. Kesalahan memilih metoda penelitian akan mengakibatkan tujuan yang sesungguhnya dari penelitian tidak akan tercapai. Dalam ilmu-ilmu sosial banyak metode penelitian yang dipakai, antara lain survai, eksperimen, studi historis, studi kasus, dan lain-lain. 

    Yin (1989) mengatakan bahwa ada tiga kondisi yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan metode penelitian apa yang akan dipakai.(1) jenis pertanyaan penelitian, (2) sejauhmana peneliti dapat mengendalikan kejadian atau perilaku obyek yang diteliti, dan (3) waktu kejadian atau perlilaku ditampilkan. Apabila penelitian bertujuan ingin mengetahui bagaimana dan mengapa sesuatu hal itu terjadi peneliti mampu mengendalikan perilaku atau kejadian tersebut, perilaku serta kejadian yang akan diteliti adalah yang sekarang (kontemporer) maka metode penelitiannya adalah eksperimen. 

    Misalnya peneleliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh program pelatihan terhadap peningkatan kinerja. Peneliti dapat menggunakan rancangan penelitian eksperimen pretest posttest design. Apa yang dikemukakan oleh Yin tersebut jangan dianggap sebagai suatu peraturan yang mengikat. Yin hanya bermaksud memberikan kemudahan manakala peneliti mengalami kesulitan dalam menentukan metoda penelitian apa yang harus diambilnya. 

2. Menentukan sampel penelitan 

    Sebelum ditentukan sampel, peneliti harus menetapkan populasi penelitian karena sampel adalah bagian dari populasi.Misalnya penelitian dilakukan terhadap pegawai di Departemen X, maka semua pegawai di departemen itu adalah populasi. Penelitian terhadap desa di Kecamatan X, maka seluruh desa yang ada di kecamatan tersebut adalah populasi. Penelitian yang ideal tidak menggunakan sampel. 

    Tetapi karena keterbatasan waktu, dana, tenaga, yang dimiliki peneliti maka peneliti terpaksa harus mengambil sampel. Ada dua cara pengambilan sampel, yaitu dengan teknik probabilitas - sampel acak sederhana, sampel acak distaratifikasi, sampel sistematis, sampel gugus, dan lain sebagainya-dan teknik sampel nonprobabilitas- sampel bertujuan, sampel kebetulan, sampel "bolasalju", dan lain sebagai-nya. 

    Penentuan teknik sampling dan jumlah sampel harus benar-benar seksama sehingga hasil penelitian dicapai sesuai dengan tujuan. Tidak semua penelitian mempunyai populasi. Kalau penelitiannya adalah tentang sistem kerja di satu departemen, maka penelitiannya tidak mempunyai populasi. Departemen yang ditelitinya bukan disebut sampel tetapi dinamakan unit analisis. Jika dalam penelitian mengambil beberapa orang untuk diwawancarai untuk memperoleh keterangan tentang sistem kerja di departemen tersebut, maka mereka bukan dinamakan sampel, tetapi responden. 

    Tetapi jika peneliti yang sama ternyata ingin mengetahui pendapat pegawai di depatemen tadi, maka peneliti perlu menentukan sampel. Dalam kasus terakhir ini unit analisisnya adalah individu. 

3. Menentukan Teknik Pengambilan Data 

    Data adalah informasi yang berkaitan dengan variabel penelitian. Kalau variabelnya adalah motivasi kerja pegawai, maka datanya adalah informasi tentang motivasi kerja pegawai, bukan yang lain. Kalau variabelnya adalah upah atau gaji, maka informasinya berupa jumlah upah dan gaji yang berupa uang yang diterima. Yang menjadi pertanyaan penting adalah teknik pengambilan data yang bagaimana agar peneliti bisa memperoleh data yang diinginkannya. Bisakah data tentang upah dicari dengan teknik wawancara? Bisakah data disiplin kerja seseorang diambil melalui kuesioner yang diisi oleh orang yang bersangkutan? Ada data primer dan sekunder. 

    Data primer adalah data yang diambil oleh peneliti sendiri (bukan oleh orang lain) dari sumber utama, guna kepentingan penelitiannya, yang sebelumnya tidak ada. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia yang dikutip oleh peneliti guna kepentingan penelitiannya. Data aslinya tidak diambil peneliti tetapi oleh pihak lain. Misalnya data tentang upah pegawai, jika jumlah upahnya diperoleh berdasarkan wawancara dengan pegawai yang bersangkutan, maka data upah tersebut adalah data primer. Jika data tentang upah tersebut dikutip oleh peneliti dari Daftar Upah Pegawai yang telah tersedia, maka data upah ini adalah data sekunder. 

    Beberapa teknik pengambilan data yang umum digunakan dalam penelitian sosial antara lain adalah wawancara, kuesioner, dan studi dokumentasi, dan observasi. Untuk masing-masing teknik pengambilan digunakan instrumen pengambilan data yang berbeda. Wawancara menggunakan panduan wawancara dan bisa dilengkapi dengan alat perekam suara (tape-recorder), kuesioner menggunakan daftar pertanyaan tertulis, studi dokumen dengan alat catat mencatat atau tustel, observasi dengan tustel, catatan, atau alat lainnya. 

4. Mengoperasionalisasikan Variabel Penelitian 

    Variabel adalah sesuatu hal yang menjadi obyek penelitian yang mempunyai nilai yang bervariasi. Kalau peneliti tertarik meneliti disiplin kerja pegawai, maka disiplin kerja tersebut adalah variabel penelitiannya. Disiplin kerja mempunyai variasi nilai; disiplinnya tinggi, rendah, cukup, dan lain sebagainya. 

    Besar atau banyaknya variabel penelitian tidak dapat dijadikan patokan tingkat keilmiahan suatu penelitian. Peneliti boleh saja memfokuskan penelitiannya pada satu variabel dan boleh juga dua, tiga, empat, dan entah berapa banyak lagi. Kadar keilmiahan suatu penelitian lebih banyak ditentukan oleh bagaimana peneliti menetapkan memilih dan menerapkan metode penelitiannya; misalnya menentukan sampel, mencari data, mengolah data, mengiterpretasikan data,dan lain sebagainya. 

    Operasionalisasi variabel merupakan proses mengubah definisi nominal menjadi definisi operasional. Misalnya definisi nominal dari disiplin adalah "tingkat kepatuhan seseorang kepada aturan-aturan yang dikeluarkan oleh organisasi". Definisi operasionalnya : Masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 14.00, setiap tanggal 17 mengikuti apel, tidak merokok di tempat yang ada larangan merokok, meminta ijin kepada yang berwenang jika meninggalkan kantor pada saat jam kerja, dan lain sebagainya. 

    Definisi operasional tidak boleh mempunyai makna yang berbeda dengan definisi nominal. Oleh karena itu sebelum menyusun defenisi operasional, peneliti harus membuat definisi nominal terlebih dahulu variabel penelitiannya. Definisi nominal dari variabel penelitian seharusnya secara eksplisit telah dinyatakan dalam kerangka pemikiran. Definisi nominal dapat diangkat dari berbagai pendapat para akhli yang memang banyak membicarakan, menulis tentang variabel yang ditelitinya. Kalau variabelnya adalah "Peran Kepala Desa", maka peneliti harus mempelajari konsep "peran Kepala Desa". Apa itu peran?. Peneliti tidak bisa hanya mengutip satu atau dua pendapat saja. Makin banyak pendapat para akhli yang dikutip, makin besar kemungkinan kebenaran makna definisi nominal variabel penelitiannya. 

    Untuk memudahkan, langkah awal yang bisa diambil guna menyusun definisi nominal variabel penelitian adalah melihat kamus umum. Kalau variabel tersebut berasal dari kata asing, misalnya dari bahasa Inggris, maka kamus bahasa Inggris yang dipakai. Baru setelah itu mencari dari buku-buku khusus yang membahas konsep atau variabel penelitiannya. Jika buku yang dibacanya cukup tebal sehingga sulit menemukan kata yang dicarinya, manfaatkan indeks yang ada di buku tersebut. Melalui indeks, peneliti dapat dengan mudah menemukan nomor halaman di mana kata yang dimaksudkan dibahas. 

5. Analisis Data 

    Bagian ini diuraikan pendekatan statistik yang digunakan untuk menganalisis data yang akan dikumpulkan. Statistik yang statistik deskriptif dan statistik inferensial terbagi atas parametrik dan non parametrik. Pemilihan formula yan digunakan dalam menganalisis data sangat ditentukan oleh jenis data serta kesesuaian dengan tujuan dan hipotesis yang akan dibuktikan. Permasalahan yang diperhatikan dalam pemilihan teknik analisis adalah ketepatan formula yang digunakan untuk menganalisis bukan kecanggihan formula tersebut. 

IV. Penutup 

Penyusunan prosal penelitian diawali oleh kegiatan menemukan permasalahan sebagai titik awal kegiatan penelitian dilaksanakan. Setelah mempersiapkan berbagai kegiatan penunjang,peneliti menyusun proposal yang berisikan antara lain : (1) judul, (2) Latar belakang, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) kegunaan penelitian, (5) kerangka berfikir, (6) hipotesis, (7) metode peneltian, yang berisikan : (a) pemilihan metode, (b) populasi dan sampel, (c) teknik pengumpulan data, (d) perumusan definisi operasional, (e) analisis data. 



DAFTAR KEPUSTAKAAN 

Borg, W.R. and Gall M.D. (1989). Educational Research. Edisi kelima. New York. New York : Longman. 

Cooley, W.. & Bickel, W. (1986). Decision Oriented Educational Research. Boston : Kluwer – Nijhoff Publishing 

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (1989). Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Penelitian di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta : Dirjen Dikti 

Firman,2004. TEKNIK PEMBUATAN PROPOSAL PENELITIAN. Bidang Kemasyarakatan  Balitbang Prop.Sumbar 

Nazir, 2005, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia

Sugiyono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta

 Polit & Beck, 2003. Nursing Research Principle and Methods Seventh Edition. Lippincot William & Wilkins

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengajukan pertanyaan klinis dalam format PICOT

ETIKA PENELITIAN

KEPERAWATAN BENCANA (SUPPLEMENT)